Tuesday, March 27, 2012

Cerita Yogya

• Benteng Vredeburg, Yogyakarta 
Bulan Januari, ketika liburan semeter 3 kemarin, saya dan beberapa orang teman saya pergi berlibur ke Yogyakarta. Jadi saya akan sedikit share cerita liburan saya yang well, cukup menarik.

Sebenarnya saya dan teman saya tidak merencanakan liburan ini dari jauh - jauh hari. Seperti yang sering dibilang orang : Sesuatu kalau di rencanain gak bakal jadi. Dan ya , kami pun sering begitu. Beberapa kali kami merencanakan liburan , tapi selalu gagal karena berbagai alasan. Mulai dari berencana ke Jakarta, Bogor, bahkan hanya di sekitaran Bandung pun, rencana kami sering kali gagal. Tapi Alhamdulillah, kali ini berhasil. Dan rencana ini pun sebenarnya sangat - sangat mendadak. Terlintas ide untuk berangkat ke jogja hanya sekitar 2 minggu sebelum keberangkatan. Sebenarnya di awal saya kurang yakin bisa ikut, karena saya sudah memesan tiket pulang ke Medan tanggal 9 , sedangkan kami berencana berangkat ke Yogya pada tanggal 5. Akhirnya, setelah meminta izin kepada orang tua dan berunding dengan teman saya, kami sepakat berangkat tanggal 4 malam, dan kembali ke bandung pada tanggal 7. Memang waktu berlibur kami jadi sangat singkat, tapi lebih baik dari pada tidak sama sekali.

Jujur, liburan kali ini sangat - sangat berkesan. Bukan karena keindahan kota Yogya atau hal - hal menarik lainnya, tetapi karena kami cukup banyak mendapat cobaan. Pertama, berdasarkan info dari teman - teman saya yang sering pulang ke jawa dengan menggunakan kereta, tiket dapat dibeli 40 hari sebelum hari keberangkatan. Dan berdasarkan berita dari televisi yang kami lihat, tiket kereta banyak yang habis, karena pada saat itu memang masanya liburan panjang. Dimulai dari natal, tahun baru, sampai libur anak sekolah. Jadi kami sudah bersiap untuk segera membeli tiket. Tetapi setelah bertanya kepada pihak stasiun, ternyata tiket kereta hanya bisa dipesan seminggu sebelum keberangkatan. 
Akhirnya setelah beberapa hari menunggu, sampailah pada tanggal dimana kami sudah bisa membeli tiket.Teman saya sudah bersiap berangkat dari kosan sekitar jam 6 pagi, agar tidak kehabisan tiket. Dan benar saja, ketika sampai di stasiun, antrian penumpang yang akan membeli tiket sudah sangat banyak, padahal itu masih pagi sekali.
Rasa khawatir langsung muncul, kami takut kehabisan tiket dan gagal berangkat. Tapi setelah hampir 2 jam mengantri, sampailah kami ke loket pemesanan. Dan Alhamdulillah, tiket kereta Bandung-Yogya pada tanggal 4 malam masih ada tersisa.

Nah, belum berhenti sampai disitu. Biasanya, kita bisa membeli tiket PP pada saat bersamaan. Tetapi kali ini tidak bisa. Tiket tetap harus dipesan 7 hari sebelum keberangkatan. Kemudian sampailah pada hari itu. Saya dan beberapa orang teman saya pergi ke stasiun lagi. Tetapi karena ada kerusakan dengan sistem komputer di stasiun, kami tidak bisa memesan tiket pulang dari Yogya ke Bandung. Dan terang saja itu menjadi masalah untuk saya. Bagaimana tidak, saya yang tanggal 9 sudah harus pulang ke Medan, tapi belum mendapatkan tiket kembali ke bandung. Sebenarnya disitu saya sudah sedikit merasa pasrah. Mungkin memang saya tidak diperkenankan untuk berangkat ke Yogya. Memang ada alternatif lain untuk kembali ke Bandung. Saya bisa menggunakan travel, bis ataupun pesawat. Tetapi ongkosnya berkali lipat lebih mahal dibandingkan jika saya naik kereta. Mungkin hal itu tidak menjadi masalah bagi saya, tapi teman saya yang lain belum tentu sanggup membayar harga tiketnya. Sebenarnya ada tiket kereta bisnis atau ekskutif dari Yogya yang bisa kami beli, tetapi seperti yang saya bilang tadi, harganya terlalu mahal untuk    beberapa orang teman saya, tidak seperti harga tiket ekonomi yang akan kami beli yang bersahabat dengan kantong mahasiswa. Kebetulan, teman saya mempunyai kenalan yang tinggal di Yogya. Jadi kami meminta tolong kepada temannya teman saya itu untuk memesankan tiket pulang kami dari stasiun di Yogya. Setelah menunggu beberapa lama, kami mendapat kabar kalau tiket untuk tanggal 7 sudah habis terjual.
Pasrah. Cuma itu yang ada di pikiran saya. 

Tetapi, teman kami tadi mengajukan diri untuk kembali ke stasiun keesokan harinya. Barangkali ada gerbong tambahan untuk kereta tanggal 7 malam. Kalau besok tidak juga mendapatkan tiket pulang, hanya ada 3 pilihan untuk saya, yaitu, saya tidak jadi ikut, atau saya pulang sendiri dengan menggunakan kereta ekskutif, atau saya meminta seorang teman saya menemani saya pulang ke Bandung menggunakan kereta bisnis dengan keadaan setengah harga tiketnya saya yang bayar. Keesokan harinya, teman kami di Yogya memberi kabar kalau dia sudah membelikan tiket Yogya-Bandung untuk kami pada tanggal 8 siang. Alhamdulillah, saya jadi berangkat.

Akhirnya sampai pada tanggal keberangkatan kami ke Yogya. Kami berangkat sehabis pulang ujian di kampus, kira - kira habis magrib. Berangkat dari kampus menuju stasiun dengan mencarter angkot. Jujur, saya merasa sangat - sangat senang, tidak sabar, dan perasaan gembira lainnya. Ini pertama kalinya bagi saya berlibur dengan teman - teman saya, dan pertama kalinya juga saya naik kereta di pulau jawa.

Nah, disini cerita paling menarik dimulai. Jadi begini, Kereta berangkat dari Bandung sekitar pukul 9. Jadi sambil mengisi waktu, saya dan teman - teman saya bermain uno. Berhubung kami naik kereta ekonomi, otomatis akan berhenti di setiap stasiun yang kami lewati. Setelah 1,5 jam perjalanan dari Bandung, sekitar pukul 11 kurang, kami berhenti di sebuah stasiun. Kalau tidak salah di daerah warung bandrek. Kami sudah tidak bermain uno lagi, hanya sekedar mengobrol. Kemudian kereta mulai bergerak pelan,melanjutkan perjalanan kami. Kebetulan, tempat duduk kami berdekatan dengan pintu keluar dan toilet. Karena merasa ada orang yang keluar dari toilet, saya pun melihat ke belakang. Jelas, saya melihat seorang pemuda, lumayan tinggi, menggunakan kaos bergaris, celana pendek kalau tidak salah, dan topi berjalan ke arah kami sambil membereskan rambutnya, saya melihat ke mata pemuda itu, dan saya sadar kalau dia melihat ke  arah kami juga. Kemudian saya kembali berbicara dengan teman saya, dan ternyata pemuda tadi tiba - tiba menarik tas yang sedang di pegang oleh teman saya. Jujur saya shock. Kami semua kaget. Refleks saya langsung melompat dan berteriak, berharap ada orang lain yang membantu. Teman saya pun sudah berusaha mengejar, tapi apa daya perampok tadi langsung melompat keluar kereta. Keadaan kereta sudah bergerak lumayan cepat, jadi tidak mungkin kami bisa mengejarnya. Sampai akhirnya saya kembali ke tempat duduk saya, dan menangis. Memang bukan tas saya yang di ambil, tetapi saya menitipkan dompet saya di tas tersebut. Sebenarnya bukan takut dimarahi oleh orang tua karena dompet hilang, tapi yang membuat saya bingung, saya harus jalan menggunakan apa di Yogya nanti ? dompet saya hilang, uang dan kartu atm pun hilang.

Sampai sekitar beberapa lama, saya dan teman - teman saya masih shock, masih lemas dengan kejadian itu. Semuanya terjadi sangat - sangat cepat. Akhirnya ada petugas KA yang memanggil kami, mencoba menenangkan dan membantu membuat surat keterangan yang akan kami gunakan ketika melakukan laporan di kantor polisi nanti. Setelah selesai mengurus surat, saya memberi kabar ke orang tua saya. Ya, memang tidak dimarahi. Hanya di nasehati untuk lebih berhati - hati lagi menjaga barang. 

Jujur saya menjadi trauma. Kalau ada orang yang lewat di samping saya, saya langsung kaget. Bahkan ketika saya mencoba tidur, saya selalu terbayang kejadian tadi, terbayang wajah si perampok. Demi menjaga keamanan, saya dan teman - teman saya bergantian tidur. Sampai hampir pukul 3, saya masih juga belum bisa tidur. Akhirnya, karena sudah terlalu lelah mungkin, saya tertidur juga. Tetapi hanya sekitar 1 atau 1,5 jam.

Akhirnya setelah 9 jam perjalanan yang sangat melelahkan, ditambah dengan kejadian perampokan, kami sampai di Yogya sekitar pukul 6 pagi. Alhamdulillah, perjalanan lancar walaupun kami mengalami sedikit musibah. Sesampainya di stasiun, saya langsung memberi kabar ke orang tua, mencari toilet untuk sedikit membersihkan diri. Keluar dari stasiun kami langsung mencari kantor polisi terdekat untuk mengurus surat kehilangan. 

• Kantor Polisi di dekat Stasiun 
Setelah semua surat - surat selesai di urus, barulah kami pergi mencari penginapan. Yah, 9 jam di kereta dengan kejadian perampokan itu rasanya seperti berhari - hari. Tapi Alhamdulillah semua sudah selesai :)

Wednesday, March 21, 2012

Repost : " They are so inspiring "

They in that title means my teacher. There are three teachers I like most, Surya, Stefen, and Pak Wayan. Why ? Because they gave me something that made my mind opened.

Surya
He’s my teacher in my English course, TBI. I like him because he has good sense of humor, he knows a lot, never makes us (students) feel bored, and I really like his teaching’s way. So, I always waiting for his class. He gave a lot of knowledge, especially lesson about life :) He gave some advices about how to pass this life. And it’s so inspiring me. But, I felt sad because on August 2010 I moved to Bandung to continue my study. I thought that I lost the best teacher I ever met. But then, I was sure that I’ll never lost him. He’ll always on my heart. I trusted, even though the best teacher will never teach me again, I will meet another wonderful teacher in Bandung. And I promised, I’ll bring every knowledge from him everywhere to share :)


Stefen
Same like Surya, He’s my teacher in TBI. I ever met him before I moved to Bandung, but I had no memory, I mean something which inspired me. And now, I join conversation class during my holiday. And I met him again. We just met twice but I really really get something to learn and since that my mind changed ! First time I met him when I had interview as a requirement to join the class. Before I entered his room I thought that the interviewer will asked me a lot of question for their evaluation, I mean they wanna know my English ability, so they know in what level/grade I have to join. But, when I entered his room, I know  that I was wrong. He asked me just 1 question :

S : Why do you wanna learn English ?

I answered his question. And than he just said : Okay, you can join the class. And you can go home. That’s all ! Honestly, I was surprise. So, I asked him : really ? nothing else ?  He answered :Ya, that’s all, you can go home now if you want. And I asked receptionist about my class and she told me : Level 5. And I knew that he evaluated me from my answer’s way. And from that moment I know that he don’t care about our ability because ability is just about time, he cares about our vision to learn English and he really appreciates it. 

The second meeting was when my local ( I write it because I get local and native teacher in my class ) teacher couldn’t teach my class, and he came to teach us. He entered the class, told to us to make a circle and sat down. He didn’t speak. He looked like waiting for something. So, we asked him : Sir, what are we doing here ? why do you just keep silent ? why don’t you teach us ? and he answered : teach what ? This is conversation class, and what you’ve to do is just speak ! Main point of this class are speaking, asking, and answering. Just make conversation, and now I’m waiting for you to do it. just speak everything you want.

I was surprise, because his teaching’s way different with other teacher. The other still using textbook in class, and the class is just same like general English class (class which focused in grammar). I ever thought that it’s not really a conversation class. But, he surprised me with his way. It was like he knew what I want. And during the class, he gave us new knowledge. 

And the best thing I learned from him when he told : 
When your local teacher teach you, what you need to do is concern about grammar or everything they give to you. But, when native teacher teach you, I know it’s not easy to understand what they said, but, forget about it. What you need to do is just pay attention to them. Look how they say/pronounce words, Listen to their intonation, and learn about their culture while their teach you. It’s better than you learn nothing.

He’s so inspiring me because I never learn about it before, I never know that I can learn about culture when my teacher teach me. Since that, I gave extra attention to my native teacher. Thank you sir for opened my mind about that.


Pak Wayan
Like I said in my post about Surya 
” I trusted, even though the best teacher will never teach me again, I will meet another wonderful teacher in Bandung. ” 
And I met one ! He’s my calculus lecturer in Telkom Institute of TechnologyActually, sometimes I don’t really understand with his explanation. Because, he explained so fast. It made me need additional teacher to help me study calculus, I mean private course.

The best thing I can learn from him is he really hate corruptibility or dishonesty. He don’t really care about score, he just want us to be honest during process. He really appreciates it. He gave us a lot of lesson about life. He said to us :
when you are being a tycoon or rich people, walk in the right way. If you have a project, and you know it’s not true, I mean there is something wrong with that project like corruption, always remember my face, I hope you will ignore that project. Always be honest people !
But, he already moved back to his town. I hope we’ll meet again,soon. And I’ll always remember what he said to us, and keep his message.

I didn’t mean that another teacher aren’t good, they all are awesome. They teach me from nothing to something. But three of them are really inspiring me.


For my teacher as I mentionedI’m sorry if there is something wrong with my speech and writing. I hope your understanding.