Alhamdulillah, saya bisa merayakan Idul Adha kali ini bersama keluarga saya, walaupun harus mengalami beberapa cerita menarik.
Jadi begini, sekitar akhir bulan september, saya memang sudah merencanakan untuk pulang ke Medan ketika Idul Adha nanti. Mulailah saya mencari - cari tiket murah untuk penerbangan Bandung - Medan secara online. Hari pertama saya lihat, harga tiket masih sekitar 500 sampai 600 ribu untuk sekali jalan. Lalu beberapa hari saya tidak sempat mengupdate harga tiket karena ada beberapa kesibukan.
Akhirnya setelah ada waktu luang saya mencari kembali tiket tersebut dengan harapan harga sudah berubah menjadi lebih murah. Dan ternyata doa saya terjawab, ada promo tiket murah ! Kalau saya tidak salah untuk sekali jalan rute Bandung - Medan, hanya sekitar 250ribu. Berarti kalau dihitung biaya tiket pulang-pergi ditambah dengan biaya - biaya lain seperti asuransi, bagasi, biaya tambahan jika bayar menggunakan kartu kredit, totalnya hanya sekitar 700rb.
Kebetulan ketika itu, saya di telfon oleh mama. Dan tanpa panjang lebar saya langsung beritahukan kepada mama dan saya langsung disarankan untuk booking tiket tersebut. Tetapi, ntah kenapa saya tidak langsung memesan karena saya belum minta persetujuan langsung dari papa, walaupun sebenarnya saya tahu kalau papa akan setuju. Dan pada saat itu saya berharap mama yang langsung ngomong ke papa kalau saya akan pulang dengan tiket murah tersebut.
Beberapa hari saya tunggu, papa belum juga menelfon untuk menanyakan perihal kepulangan saya. Saya mulai cemas tapi tetap tidak ada niat untuk memesan tiket. Bukannya saya tidak mau memesan, ntah kenapa saya merasa sedikit segan kepada papa karena beberapa bulan sebelumnya papa banyak mengeluarkan uang untuk keperluan saya, seperti bayar uang kosan, uang kuliah, tiket balik ke Bandung setelah lebaran dan lain - lain. Dan saya sedikit merasa tidak tega untuk meminta uang lagi, makanya saya menunggu mama yang bilang ke papa. Beberapa hari kemudian mama kembali menelfon saya :
Mama : " dek,jadi pulang ?"
Saya : " belum tau ma."
Mama : " loh kok belum tau ? tiketnya belum dipesen ? "
Saya : " belum,abis papa belum nlf. takut ga di bolehin"
Mama : " Yaampun,kenapa belum dipesen. cepet liat sana nanti makin mahal."
Kemudian saya kembali melihat harga tiket tersebut,dan benar saja, harga tiket yang sebelumnya hanya 250ribu sudah berubah menjadi 800ribu untuk rute Bandung-Medan dan 1,5juta untuk rute Medan-Bandung ! Setelah melihat harga tiketnya, nangislah saya sejadi - jadinya. Saya sangat menyesal dengan apa yang sudah saya buat. Coba saja kalau dari kemarin tiketnya sudah saya pesan.
Dengan sedikit putus asa, saya memutuskan untuk tidak jadi pulang karena melihat harga tiket yang begitu mahalnya. Saat akan menelfon mama, saya masih menangis karena membayangkan kalau saya akan sholat Ied di sini sendirian karena kebetulan teman - teman saya yang kebanyakan berasal dari pulau jawa akan pulang, tidak ada ritual makan lontong, jalan bersama keluarga saya dan tidak bisa melepas kangen dengan pacar saya yang ada di Medan.
Kemudian saya menelfon mama dan mengatakan saya tidak jadi pulang masih dengan sedikit sesenggukan. Walaupun sedikit di marahi akhirnya mama berinsiatif memberitahukan masalah ini kepada papa yang kebetulan sedang berada di Jakarta. Beberapa saat kemudian papa menelfon saya :
Papa : "dek yaudah pesen aja tiketnya,gak papa mahal daripada gak jadi pulang."
Saya : "iya pa"
Kemudian saya kembali lagi melihat tiket pulang tersebut. Masih dengan perasaan sedih dan segan ke papa, karena yang seharusnya hanya membayar 700ribu tetapi sekarang harus membayar sekitar 2juta.
Saya melihat semua harga tiket di sekitaran tanggal 4 sampai dengan tanggal 13 november. Ternyata masih ada tiket murah untuk rute Bandung-Medan pada tanggal 5 november malam, dengan harga 250ribu, dan untuk rute Medan-Bandung pada tanggal 13 november pagi, dengan harga 650ribu. Yah,cukup murah dibandingkan harga awal yang saya liat. Tetapi jika tiket itu saya ambil, mau tidak mau saya harus bolos kuliah selama 5 hari. Kalau tidak mau bolos, ya saya harus membayar biaya yang cukup mahal.
Setelah pikir panjang, saya memutuskan untuk memakai jatah bolos saya yang diberikan kampus sekitar 25% per mata kuliah yang belum pernah saya pakai. Jadi 5 hari saya bolos kuliah, absen saya masih berada di wilayah aman atau dalam artian masih diperbolehkan mengikuti ujian akhir. Paling hanya kendala ketinggalan materi atau tugas, tapi itu masih bisa diatasi dengan keadaan teknologi yang sudah canggih sekarang. Setelah menjelaskan kepada kedua orang tua saya, akhirnya tiket itu saya booking juga,oke selesai satu masalah.
 |
Tiket yang saya pesan |
Setelah merasa lega dengan masalah tiket tersebut, saya mempersiapkan diri saya untuk menjalani UTS yang akan berlangsung beberapa minggu lagi. Ujian berlangsung dari tanggal 24 oktober sampai dengan 2 november. Di hari terakhir saya ujian, saya cukup lega karena sudah melewati masa - masa ujian, tinggal menghitung hari menuju kepulangan saya. Tetapi ternyata dosen mata kuliah pemrograman lanjut saya memberikan tugas praktek tambahan yang harus dikerjakan dirumah dan dikumpul pada hari senin, 7 november.
Setelah berhari - hari saya cukup stress menghadapi ujian, dan sekarang ditambah tugas membuat program yang jujur saja saya angkat tangan untuk mata kuliah satu ini.
Dan perkiraan awal saya yang akan pulang dengan santai sedikit terusik. Kemudian, saya berjanji akan mengerjakan tugas ini bersama - sama dengan teman saya di hari jumat. Sampailah di hari jumat, saya baru mengerjakan tugas tersebut sekitar 2%, karena saya sendiri belum mendapat gambaran program seperti apa yang saya buat. Pagi harinya saya ngobrol dengan pacar saya lewat telfon sampai sekitar pukul 11 siang. Kemudian teman saya Dinda mengirimkan sms ke saya meminta untuk mengirimkan bahan tugas kami melalui e-mail. Dan dengan malas - malasan saya membuka laptop dan mengirimkan berkas yang diminta.
Beberapa hari sebelumnya saya juga mengecek inbox saya. Saya tahu kalau pihak AA mengirimkan e-mail, tetapi tidak saya buka, karena saya pikir itu hanya berupa pemberitahuan promo tiket saja seperti yang biasa mereka kirimkan ke saya. Tetapi hari itu berniat untuk membersihkan inbox saya dan saya membuka e-mail dari AA tersebut, dan ternyata itu pemberitahuan bahwa tiket pulang saya pada tanggal 5 november yang seharusnya berangkat pukul 17.10 diubah menjadi pukul 05.45.
Awalnya saya masih belum sadar, dalam hati masih berfikir : oh, diundur 35 menit. jadi berangkatnya lebih sore.
Dan hampir saja saya memberitahukan ke orang rumah, yang seharusnya saya sampai di medan jam 19.30, berubah menjadi jam 20.00. Tetapi akhirnya saya sadar, kalau 17.10 dan 05.45 itu waktu yang berbeda !
Berarti pesawat saya akan berangkat pagi sekali, bukan sore seperti yang saya kira di awal. Tanpa pikir panjang, saya langsung telfon ke pihak AA, jadwal pesawat yang seharusnya berangkat pukul 17.10 diganti menjadi pukul 19.56 atau pukul 05.45. Dan sialnya, karena saya terlambat membaca pemberitahuan perubahan jadwal, untuk tanggal 5 november, pesawat yang berangkat pukul 19.56 sudah full !! yang tersisa hanya penerbangan pukul 05.45. Kendalanya, untuk pesawat sepagi itu, berarti saya harus berangkat dari kosan ke airport pukul 03.30 dini hari.
Jujur saya bingung, berhubung letak kosan saya kurang strategis, akan sulit bagi supir taksi menjemput saya sepagi itu, dan tidak mungkin juga saya harus keluar sendirian ke pinggir jalan untuk menunggu taksi. Sebenarnya saya bisa menginap di kosan adik sepupu saya yang berada di pinggir jalan atau menginap di rumah teman mama yang letaknya juga cukup strategis untuk dijangkau oleh supir taksi, tapi saya merasa itu akan cukup merepotkan orang lain karena tentu saja mereka harus ikut bangun pada pukul 03.00 dini hari untuk mengantar saya. Saya kembali menelfon pihak AA yang cukup menguras pulsa untuk menanyakan apakah masih ada kursi kosong untuk penerbangan malam. Mereka mengatakan pesawat malam untuk tanggal 5,6 dan 7 sudah penuh, yang tersisa hanya di tanggal 4 november. Dan berarti hari itu juga.
Setelah bertanya panjang lebar, mereka menyarankan untuk mengkonfirmasikan pemindahan jadwal secepat mungkin karena takut akan ada penumpang lain yang membooking kursi tersebut. Dengan keadaan cemas, saya mulai berpikir, kalau saya berangkat sekarang juga berarti saya harus bergerak cepat dan mengorbankan 1 jadwal kuliah saya di sore hari, kalau pun tidak bisa berarti mau tidak mau saya harus menginap di rumah teman mama saya walaupun akan sedikit merepotkan mereka. Semua penjelasan dari pihak AA tadi saya beritahukan kepada papa, dan papa menyarankan kepada saya untuk berangkat malam, hari itu juga. Tanpa pikir panjang saya langsung menelfon pihak AA kembali dan mengkonfirmasi keberangkatan saya malam itu, selesai masalah tiket.
 |
Tiket yang sudah dirubah jadwalnya |
Lalu saya menghubungi seorang teman, memberitahukan kalau saya akan berangkat nanti malam, dan beruntung, dia mengatakan bahwa jadwal kuliah saya di sore hari ditiadakan. Itu berarti saya tidak perlu bolos. Tetapi masih ada satu jadwal kuliah lagi pada pukul 14.30 dan teman saya menyarankan untuk tidak masuk karena takut saya terlambat ke bandara. Oke, saya putuskan saya bolos.
Ketika saya lihat jam, ternyata itu sudah pukul 13.00 dan saya belum menyiapkan apa - apa. Laundry belum dibereskan, cucian piring juga belum saya bersihkan. Tanpa pikir panjang saya bergegas mandi, membereskan laundry, mencuci piring, bergegas ke atm karena saya akan butuh uang lebih selama perjalanan nanti. Karena paniknya, saya sampai lupa kalau saya belum makan dari pagi.
Setelah membeli makan dan beberapa keperluan selama perjalanan nanti, saya langsung kembali ke kosan, lalu saya bertemu dengan teman saya yang mengatakan jadwal kuliah saya pada pukul 14.30 juga ditiadakan, Alhamdulillah, ternyata saya masih diberi banyak kemudahan pada masa - masa sulit seperti itu.
Setelah mengemas seluruh barang saya, saya baru sadar kalau tugas saya belum selesai.
Akhirnya yang niat awal laptop akan saya tinggal di kosan harus saya bawa juga. Tadi teman saya sudah berpesan : Jangan lupa pesen taksi sekarang, ntar nunggu kelamaan.
Tapi karena melihat masih pukul 14.30, saya masih santai di kosan. Sekitar pukul 15.00 saya menelfon taksi. Dan benar saja, semua armada taksi full ! Saya juga baru ingat yang dikatakan pacar saya tadi pagi : di semua kota hari jumat itu pasti macet. Dan ya, ini hari jumat dan pasti macet. Saya diberitahukan oleh operator taksi bahwa harus menunggu diatas satu jam, karena armada sedang penuh dan keadaan diluar hujan yang berarti jalanan macet dan banyak orang yang akan naik taksi. Dan saya masih berada di antrian ke 11 setelah satu jam menunggu.
Sudah satu jam lebih menunggu belum ada harapan bahwa saya akan segera mendapatkan taksi, padahal sudah 4 jenis taksi yang saya pesan. Akhirnya sekitar pukul 16.30 salah satu taksi yang saya pesan tiba juga. Walaupun saya harus menunggu di depan gerbang kampus dengan sedikit kehujanan, karena seperti yang saya bilang tadi, letak kosan saya kurang strategis dan supir taksi akan sulit mencari dan hal itu akan memakan waktu lebih lama lagi. Saya langsung menuju kosan untuk mengambil barang dan langsung menuju bandara. Dan benar saja, ternyata jalanan sangat - sangat macet. Perjalanan menuju bandara yang biasanya hanya sekitar 45 menit, saya tempuh dalam waktu sekitar 100 menit. Dalam hati saya sudah cukup cemas, takut kalau terlambat sampai di bandara karena akan semakin menambah panjang masalah saya. Tapi beruntung, saya sudah tiba di bandara sebelum pukul 18.30.
Saya langsung masuk menuju counter bagasi, membayar airport tax, kemudian menuju waiting room, dan segera ke mushola untuk menunaikan sholat maghrib. Tidak lupa saya berdoa dan bersyukur atas kemudahan yang saya terima hari ini.
Sampai di Medan sekitar pukul 23.00 dan langsung disambut oleh keluarga saya. Dan semua rasa cemas, sedih, kesal yang saya rasakan di siang hari langsung hilang ketika melihat mereka :)
Atasilah satu kesulitan maka anda akan terhindar dari ratusan kesulitan lain. -Pepatah Cina