Monday, December 26, 2011

Happy Birthday to Me !

Hari ini saat bahagia untukmu
Bertambah 1 tahun usiamu
Kunyanyikan sebuah lagu
Agar istimewa harimu


Happy birthday to you
Happy birthday to you
Happy birthday to you


Hari ini istimewa
Karena ini ulang tahunmu
Hari ini berbahagia
Nikmati saja
(Happy Birthday- Ten2Five)


• 25 Desember 1992 - 25 Desember2011 

Wednesday, November 16, 2011

Pilihan Menentukan Kehidupan


A : Mau kuliah dimana ?

B : Pengennya keluar kota, pengen cari suasana baru, mau nyobain jauh dari orang tua.
Well, sebenarnya ini adalah cerita yang pernah akan saya posting di blog tumblr saya. Tetapi ada beberapa kendala yang membuat saya belum sempat melanjutkan cerita ini. 

Sejujurnya, saya kadang merasa kecewa dengan beberapa alasan orang - orang yang ingin merantau. Merantau yang saya maksud adalah meneruskan kuliah di luar dari tempat tinggalnya. Mungkin di luar kota, ataupun di luar negeri. Dari yang saya ketahui, beberapa di antara mereka mempunyai alasan seperti yang saya tulis di atas tadi. Bosan dengan keadaan tempat tinggal, ingin cari suasana baru, jauh dari orang tua, dan masih banyak alasan lainnya. Bahkan teman saya pernah bercerita bahwa ada beberapa teman yang merantau keluar kota, tidak memiliki niat atau keinginan untuk menuntut ilmu tapi hanya karena ingin pindah ke kota besar (cth : Bandung, Jakarta), tidak peduli dimana tempat mereka akan belajar nanti. Saya sedikit heran dengan pola pikir orang seperti mereka. Apa iya mereka tidak punya pikiran jangka panjang, ingin jadi apa kedepan, atau yang diistilahkan sebagai personal goal setting. Saya sendiri sebenarnya seorang perantau. Dari saya duduk di bangku SMP saya sudah mempunyai niat besar untuk melanjutkan kuliah saya diluar dari tempat tinggal saya. Ada beberapa alasan kenapa saya menginginkan itu, yaitu :

  1. Entah mengapa saya tidak begitu yakin dengan kualitas universitas di kota saya ( maaf untuk mereka yang kuliah disana, bukan bermaksud menjelekan ). 
  2. Saya ingin belajar mandiri
  3. Saya mencari universitas terbaik yang ternyata memang berada diluar kota tempat tinggal saya. 

Bukan bermaksud membela diri, tapi saya benar - benar tidak pernah mempunyai pikiran bahwa saya akan pergi merantau karena bosan dengan suasana tempat tinggal saya. Kalau dipikir - pikir, kenapa harus bosan ? Semua ada disini. Orang tua, saudara, teman, dll. Niat saya murni hanya untuk menuntut ilmu. Makanya, saya merasa kecewa dengan orang - orang yang tidak memiliki alasan yang real. Faktanya, merantau itu bukan hal yang mudah. Setahun yang sudah saya jalani ini benar - benar masa yang sulit. Apalagi saya bukan orang yang mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Ketika kita akan pergi merantau, kita harus benar - benar siap secara fisik, mental,dan materiil. Saya pernah ngobrol dengan seorang teman saya. Dia bercerita kalau dia ingin melanjutkan extensi di luar kota, ada beberapa faktor kenapa dia mempunyai keinginan seperti itu, salah satunya karena dia bosan di atur oleh orang tuanya. Lalu, sebagai seseorang yang sudah merasakan sulitnya merantau, saya memberikan beberapa nasihat kepadanya. Kira - kira inilah yang saya katakan :



Kuliah diluar kota itu gak gampang loh. Banyak yang harus disiapin, mulai dari mental, fisik dan materil. Jangan hanya dilihat dari satu sisi, tapi liat semua sisi yang ada. Mungkin kamu bisa senang kalau jauh dari orang tua, gak ada lagi yang ngatur, tapi bukan berarti kamu bebas dari masalah. Justru itu sebenernya bakal nambah masalah. Coba dipikir ya, orang tua kamu dalam 1 bulan harus ngeluarin uang banyak untuk biaya kamu disana. Uang makan, uang kosan, uang buku. Belum lagi biaya kuliah kamu. Terus, kalau kamu sakit gimana ? orang tua kamu harus ngeluarin biaya lebih lagi. Terus kalo kamu sakit juga belum tentu orang tua kamu bisa dateng buat ngurusin kamu. Atau kalau orang tua kamu yang sakit apa kamu bisa langsung pulang kesana ? Ongkos pulang itu gak murah, harus beli tiket, biaya makan di perjalanan, dan masih banyak biaya tak terduga lainnya. Kehidupan di luar itu juga keras, kita harus bener - bener siap ngejalaninya, jangan setengah - setengah. Tapi kalau memang kamu ngerasa kamu udah cukup siap untuk semuanya, ya silahkan aja kamu coba.


Apa yang saya bilang tadi memang berdasarkan pengalaman pribadi saya. Sedikit cerita, memang di awal saya sudah mempunyai tekad bulat untuk melanjutkan kuliah saya diluar kota. Tapi entah kenapa, beberapa hari menjelang kepindahan saya , tekad bulat saya tadi sedikit goyah . Saya merasa seperti ada suara - suara kecil yang menghampiri pikiran saya, seperti , kuat gak ya tinggal sendiri ? kalo kangen gimana ? kalo temennya gak enak gimana ?
Dan yang menambah beban pikiran adalah saya masih belum bisa memutuskan universitas mana yang akan saya pilih. Pada saat itu saya harus segera memutuskan antara salah satu perguruan tinggi negri di Malaysia atau salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung. Jujur saya bingung ketika harus menentukan pilihan saya, karena akan jadi apa saya kedepannya tergantung dengan pilihan saya pada saat itu.


Akhirnya, saya berkonsultasi dengan kedua orang tua saya. Mereka memberikan banyak nasehat, dan membantu mencari informasi tentang kedua universitas yang harus saya pilih. Tetapi semua keputusan tetap diserahkan kepada saya. Setelah bertanya panjang lebar dan banyak referensi yang saya gunakan sebagai pembanding, akhirnya saya memutuskan untuk memilih melanjutkan kuliah saya di Bandung.

Jujur saya katakan, berada jauh dari orang tua itu susah. Saya harus mengurus setiap detil kehidupan saya sendiri disini, dari hal - hal kecil yang dulu saya anggap hal sepele, seperti masalah cucian baju, bangun pagi, urusan makan, sampai hal - hal besar seperti masalah keuangan dan masalah pribadi lainnya. Tapi sesusah apapun itu tetap saya jalani seiring waktu.
Setahun saya disini banyak sekali pelajaran yang sudah saya dapatkan seperti lebih dewasa, keterbukaan pikiran, lebih menghargai waktu dan keadaan sekitar, mengerti susahnya hidup dan hal - hal penting lainnya. Dan hal - hal itu juga yang membuat saya yakin dengan pilihan yang sudah saya ambil sebelumnya.


Putuskan untuk bertindak dan menghadapi segala konsekuensinya. Tak ada hal yang baik yang dapat dilakukan dengan keengganan. -Thomas Henry Huxley

Tuesday, November 15, 2011

Idul Adha 1432 H

• Bossini Cardigan. Theory X dress. Kulkith Wedges 
• My Cousin looked at the sheep 
• Rest in peace sheep 
• My cousin's smile looked so sweet 
• My little brother 
• My cousin 
• My cousin was cry because of affraid of the sheep 








Thanks God !

Alhamdulillah, saya bisa merayakan Idul Adha kali ini bersama keluarga saya, walaupun harus mengalami beberapa cerita menarik.

Jadi begini, sekitar akhir bulan september, saya memang sudah merencanakan untuk pulang ke Medan ketika Idul Adha nanti. Mulailah saya mencari - cari tiket murah untuk penerbangan Bandung - Medan secara online. Hari pertama saya lihat, harga tiket masih sekitar 500 sampai 600 ribu untuk sekali jalan. Lalu beberapa hari saya tidak sempat mengupdate harga tiket karena ada beberapa kesibukan.

Akhirnya setelah ada waktu luang saya mencari kembali tiket tersebut dengan harapan harga sudah berubah menjadi lebih murah. Dan ternyata doa saya terjawab, ada promo tiket murah ! Kalau saya tidak salah untuk sekali jalan rute Bandung - Medan, hanya sekitar 250ribu. Berarti kalau dihitung biaya tiket pulang-pergi ditambah dengan biaya - biaya lain seperti asuransi, bagasi, biaya tambahan jika bayar menggunakan kartu kredit, totalnya hanya sekitar 700rb.

Kebetulan ketika itu, saya di telfon oleh mama. Dan tanpa panjang lebar saya langsung beritahukan kepada mama dan saya langsung disarankan untuk booking tiket tersebut. Tetapi, ntah kenapa saya tidak langsung memesan karena saya belum minta persetujuan langsung dari papa, walaupun sebenarnya saya tahu kalau papa akan setuju. Dan pada saat itu saya berharap mama yang langsung ngomong ke papa kalau saya akan pulang dengan tiket murah tersebut.

Beberapa hari saya tunggu, papa belum juga menelfon untuk menanyakan perihal kepulangan saya. Saya mulai cemas tapi tetap tidak ada niat untuk memesan tiket. Bukannya saya tidak mau memesan, ntah kenapa saya merasa sedikit segan kepada papa karena beberapa bulan sebelumnya papa banyak mengeluarkan uang untuk keperluan saya, seperti bayar uang kosan, uang kuliah, tiket balik ke Bandung setelah lebaran dan lain - lain. Dan saya sedikit merasa tidak tega untuk meminta uang lagi, makanya saya menunggu mama yang bilang ke papa. Beberapa hari kemudian mama kembali menelfon saya :

Mama : " dek,jadi pulang ?" 
Saya   : " belum tau ma." 
Mama : " loh kok belum tau ? tiketnya belum dipesen ? " 
Saya   : " belum,abis papa belum nlf. takut ga di bolehin" 
Mama : " Yaampun,kenapa belum dipesen. cepet liat sana nanti makin mahal."
Kemudian saya kembali melihat harga tiket tersebut,dan benar saja, harga tiket yang sebelumnya hanya 250ribu sudah berubah menjadi 800ribu untuk rute Bandung-Medan dan 1,5juta untuk rute Medan-Bandung ! Setelah melihat harga tiketnya, nangislah saya sejadi - jadinya. Saya sangat menyesal dengan apa yang sudah saya buat. Coba saja kalau dari kemarin tiketnya sudah saya pesan.

Dengan sedikit putus asa, saya memutuskan untuk tidak jadi pulang karena melihat harga tiket yang begitu mahalnya. Saat akan menelfon mama, saya masih menangis karena membayangkan kalau saya akan sholat Ied di sini sendirian karena kebetulan teman - teman saya yang kebanyakan berasal dari pulau jawa akan pulang, tidak ada ritual makan lontong, jalan bersama keluarga saya dan tidak bisa melepas kangen dengan pacar saya yang ada di Medan.

Kemudian saya menelfon mama dan mengatakan saya tidak jadi pulang masih dengan sedikit sesenggukan. Walaupun sedikit di marahi akhirnya mama berinsiatif memberitahukan masalah ini kepada papa yang kebetulan sedang berada di Jakarta. Beberapa saat kemudian papa menelfon saya :

Papa : "dek yaudah pesen aja tiketnya,gak papa mahal daripada gak jadi pulang." 
Saya : "iya pa"
Kemudian saya kembali lagi melihat tiket pulang tersebut. Masih dengan perasaan sedih dan segan ke papa, karena yang seharusnya hanya membayar 700ribu tetapi sekarang harus membayar sekitar 2juta.
Saya melihat semua harga tiket di sekitaran tanggal 4 sampai dengan tanggal 13 november. Ternyata masih ada tiket murah untuk rute Bandung-Medan pada tanggal 5 november malam, dengan harga 250ribu, dan untuk rute Medan-Bandung pada tanggal 13 november pagi, dengan harga 650ribu. Yah,cukup murah dibandingkan harga awal yang saya liat. Tetapi jika tiket itu saya ambil, mau tidak mau saya harus bolos kuliah selama 5 hari. Kalau tidak mau bolos, ya saya harus membayar biaya yang cukup mahal.

Setelah pikir panjang, saya memutuskan untuk memakai jatah bolos saya yang diberikan kampus sekitar 25% per mata kuliah yang belum pernah saya pakai. Jadi 5 hari saya bolos kuliah, absen saya masih berada di wilayah aman atau dalam artian masih diperbolehkan mengikuti ujian akhir. Paling hanya kendala ketinggalan materi atau tugas, tapi itu masih bisa diatasi dengan keadaan teknologi yang sudah canggih sekarang. Setelah menjelaskan kepada kedua orang tua saya, akhirnya tiket itu saya booking juga,oke selesai satu masalah.



Tiket yang saya pesan

Setelah merasa lega dengan masalah tiket tersebut, saya mempersiapkan diri saya untuk menjalani UTS yang akan berlangsung beberapa minggu lagi. Ujian berlangsung dari tanggal 24 oktober sampai dengan 2 november. Di hari terakhir saya ujian, saya cukup lega karena sudah melewati masa - masa ujian, tinggal menghitung hari menuju kepulangan saya. Tetapi ternyata dosen mata kuliah pemrograman lanjut saya memberikan tugas praktek tambahan yang harus dikerjakan dirumah dan dikumpul pada hari senin, 7 november.

Setelah berhari - hari saya cukup stress menghadapi ujian, dan sekarang ditambah tugas membuat program yang jujur saja saya angkat tangan untuk mata kuliah satu ini.
Dan perkiraan awal saya yang akan pulang dengan santai sedikit terusik. Kemudian, saya berjanji akan mengerjakan tugas ini bersama - sama dengan teman saya di hari jumat. Sampailah di hari jumat, saya baru mengerjakan tugas tersebut sekitar 2%, karena saya sendiri belum mendapat gambaran program seperti apa yang saya buat. Pagi harinya saya ngobrol dengan pacar saya lewat telfon sampai sekitar pukul 11 siang. Kemudian teman saya Dinda mengirimkan sms ke saya meminta untuk mengirimkan bahan tugas kami melalui e-mail. Dan dengan malas - malasan saya membuka laptop dan mengirimkan berkas yang diminta.

Beberapa hari sebelumnya saya juga mengecek inbox saya. Saya tahu kalau pihak AA mengirimkan e-mail, tetapi tidak saya buka, karena saya pikir itu hanya berupa pemberitahuan promo tiket saja seperti yang biasa mereka kirimkan ke saya. Tetapi hari itu berniat untuk membersihkan inbox saya dan saya membuka e-mail dari AA tersebut, dan ternyata itu pemberitahuan bahwa tiket pulang saya pada tanggal 5 november yang seharusnya berangkat pukul 17.10 diubah menjadi pukul 05.45.
Awalnya saya masih belum sadar, dalam hati masih berfikir : oh, diundur 35 menit. jadi berangkatnya lebih sore.
Dan hampir saja saya memberitahukan ke orang rumah, yang seharusnya saya sampai di medan jam 19.30, berubah menjadi jam 20.00. Tetapi akhirnya saya sadar, kalau 17.10 dan 05.45 itu waktu yang berbeda !
Berarti pesawat saya akan berangkat pagi sekali, bukan sore seperti yang saya kira di awal. Tanpa pikir panjang, saya langsung telfon ke pihak AA, jadwal pesawat yang seharusnya berangkat pukul 17.10 diganti menjadi pukul 19.56 atau pukul 05.45. Dan sialnya, karena saya terlambat membaca pemberitahuan perubahan jadwal, untuk tanggal 5 november, pesawat yang berangkat pukul 19.56 sudah full !! yang tersisa hanya penerbangan pukul 05.45. Kendalanya, untuk pesawat sepagi itu, berarti saya harus berangkat dari kosan ke airport pukul 03.30 dini hari.

Jujur saya bingung, berhubung letak kosan saya kurang strategis, akan sulit bagi supir taksi menjemput saya sepagi itu, dan tidak mungkin juga saya harus keluar sendirian ke pinggir jalan untuk menunggu taksi. Sebenarnya saya bisa menginap di kosan adik sepupu saya yang berada di pinggir jalan atau menginap di rumah teman mama yang letaknya juga cukup strategis untuk dijangkau oleh supir taksi, tapi saya merasa itu akan cukup merepotkan orang lain karena tentu saja mereka harus ikut bangun pada pukul 03.00 dini hari untuk mengantar saya. Saya kembali menelfon pihak AA yang cukup menguras pulsa untuk menanyakan apakah masih ada kursi kosong untuk penerbangan malam. Mereka mengatakan pesawat malam untuk tanggal 5,6 dan 7 sudah penuh, yang tersisa hanya di tanggal 4 november. Dan berarti hari itu juga.

Setelah bertanya panjang lebar, mereka menyarankan untuk mengkonfirmasikan pemindahan jadwal secepat mungkin karena takut akan ada penumpang lain yang membooking kursi tersebut. Dengan keadaan cemas, saya mulai berpikir, kalau saya berangkat sekarang juga berarti saya harus bergerak cepat dan mengorbankan 1 jadwal kuliah saya di sore hari, kalau pun tidak bisa berarti mau tidak mau saya harus menginap di rumah teman mama saya walaupun akan sedikit merepotkan mereka. Semua penjelasan dari pihak AA tadi saya beritahukan kepada papa, dan papa menyarankan kepada saya untuk berangkat malam, hari itu juga. Tanpa pikir panjang saya langsung menelfon pihak AA kembali dan mengkonfirmasi keberangkatan saya malam itu, selesai masalah tiket.

Tiket yang sudah dirubah jadwalnya


Lalu saya menghubungi seorang teman, memberitahukan kalau saya akan berangkat nanti malam, dan beruntung, dia mengatakan bahwa jadwal kuliah saya di sore hari ditiadakan. Itu berarti saya tidak perlu bolos. Tetapi masih ada satu jadwal kuliah lagi pada pukul 14.30 dan teman saya menyarankan untuk tidak masuk karena takut saya terlambat ke bandara. Oke, saya putuskan saya bolos.

Ketika saya lihat jam, ternyata itu sudah pukul 13.00 dan saya belum menyiapkan apa - apa. Laundry belum dibereskan, cucian piring juga belum saya bersihkan. Tanpa pikir panjang saya bergegas mandi, membereskan laundry, mencuci piring, bergegas ke atm karena saya akan butuh uang lebih selama perjalanan nanti. Karena paniknya, saya sampai lupa kalau saya belum makan dari pagi.
Setelah membeli makan dan beberapa keperluan selama perjalanan nanti, saya langsung kembali ke kosan, lalu saya bertemu dengan teman saya yang mengatakan jadwal kuliah saya pada pukul 14.30 juga ditiadakan, Alhamdulillah, ternyata saya masih diberi banyak kemudahan pada masa - masa sulit seperti itu.

Setelah mengemas seluruh barang saya, saya baru sadar kalau tugas saya belum selesai.
Akhirnya yang niat awal laptop akan saya tinggal di kosan harus saya bawa juga. Tadi teman saya sudah berpesan : Jangan lupa pesen taksi sekarang, ntar nunggu kelamaan.
Tapi karena melihat masih pukul 14.30, saya masih santai di kosan. Sekitar pukul 15.00 saya menelfon taksi. Dan benar saja, semua armada taksi full ! Saya juga baru ingat yang dikatakan pacar saya tadi pagi : di semua kota hari jumat itu pasti macet. Dan ya, ini hari jumat dan pasti macet. Saya diberitahukan oleh operator taksi bahwa harus menunggu diatas satu jam, karena armada sedang penuh dan keadaan diluar hujan yang berarti jalanan macet dan banyak orang yang akan naik taksi. Dan saya masih berada di antrian ke 11 setelah satu jam menunggu.

Sudah satu jam lebih menunggu belum ada harapan bahwa saya akan segera mendapatkan taksi, padahal sudah 4 jenis taksi yang saya pesan. Akhirnya sekitar pukul 16.30 salah satu taksi yang saya pesan tiba juga. Walaupun saya harus menunggu di depan gerbang kampus dengan sedikit kehujanan, karena seperti yang saya bilang tadi, letak kosan saya kurang strategis dan supir taksi akan sulit mencari dan hal itu akan memakan waktu lebih lama lagi. Saya langsung menuju kosan untuk mengambil barang dan langsung menuju bandara. Dan benar saja, ternyata jalanan sangat - sangat macet. Perjalanan menuju bandara yang biasanya hanya sekitar 45 menit, saya tempuh dalam waktu sekitar 100 menit. Dalam hati saya sudah cukup cemas, takut kalau terlambat sampai di bandara karena akan semakin menambah panjang masalah saya. Tapi beruntung, saya sudah tiba di bandara sebelum pukul 18.30.

Saya langsung masuk menuju counter bagasi, membayar airport tax, kemudian menuju waiting room, dan segera ke mushola untuk menunaikan sholat maghrib. Tidak lupa saya berdoa dan bersyukur atas kemudahan yang saya terima hari ini.
Sampai di Medan sekitar pukul 23.00 dan langsung disambut oleh keluarga saya. Dan semua rasa cemas, sedih, kesal yang saya rasakan di siang hari langsung hilang ketika melihat mereka :)


Atasilah satu kesulitan maka anda akan terhindar dari ratusan kesulitan lain. -Pepatah Cina

Wednesday, November 2, 2011

Honestly, I Love Bandung

Pada masa - masa awal saya pindah, saya merasa tidak terlalu suka tinggal di Bandung. Dengan alasan macet, harus menempuh jarak jauh ketika bepergian, kendala transportasi, uang dan masih banyak lagi. Saya merasa lebih menyenangkan untuk tinggal di Medan. Tidak terlalu macet, banyak sarana transportasi dan beberapa alasan lainnya.

Tapi setelah setahun yang saya jalani, pendapat saya di awal tadi berubah. Setelah beberapa kali bolak - balik Bandung - Medan dan sedikit membandingkan keadaannya, sekarang saya justru merasa  prefer to live in Bandung than Medan. Kenapa ? Kondisi kemacetan di Medan dengan Bandung tidak jauh berbeda, tetapi warga Bandung masih mau tertib dan sabar ketika terjebak macet. Sering saya lihat, warga di Medan yang menyalip mobil lain karena ingin segera jalan, menerobos lampu merah, dan yang paling membuat saya kesal ketika mereka terus menerus membunyikan klakson mobil padahal bisa dilihat sendiri mobil di barisan paling depan pun masih menunggu.

Saya juga sangat suka keadaan kota Bandung yang bersih dan masih hijau. Walaupun pada beberapa tempat sudah sulit untuk menemukan pohon. Alasan lain karena di Bandung memliki banyak fasilitas seperti Factory Outlet, Distro,Restaurant unik, tempat - tempat pariwisata, dan hal - hal lain yang belum saya temui di Medan. Dan satu hal lagi yang paling saya suka adalah pemerintah Bandung sangat menjaga peninggalan sejarah. Bangunan - Bangunan tua dari zaman Belanda dulu masih dirawat sampai sekarang. Tapi dari semua yang saya bilang tadi, saya tetap merasakan gak enaknya tinggal di Bandung, seperti kendala transportasi. Well, sebagai anak kosan, saya sadar diri untuk menggunakan angkot karena tidak mungkin saya menghabiskan uang bulanan saya hanya untuk membayar ongkos taksi.

Sebenarnya naik angkot itu bukan masalah, tetapi disini, untuk pergi ke satu tempat saja saya harus naik turun angkot minimal 3 kali untuk sekali jalan. Bayangkan kalau saya ingin bepergian ke beberapa tempat berapa banyak angkot yang harus saya naiki, dan setelah di total ongkosnya lumayan menguras uang bulanan saya. Apalagi kalau saya rutin berpergian setiap minggu. Disaat seperti ini saya merasa Medan lebih baik karena memiliki Becak Motor yang bisa mengantarkan kita kemana saja dengan tarif yang cukup bersahabat. Tinggal panggil becak, sebutkan tujuan, tawar harga, duduk manis, selesai. Tapi yasudahla, semua kota juga pasti punya plus-minusnya.

Beberapa hari yang lalu, saya keluar mencari titipan barang yang di pesan oleh kakak saya, dan iseng saya mengambil beberapa foto tempat yang saya kunjungi.

• Perempatan JL. R.E. Martadinata. Persis di sebelah Factory Outlet Heritage 

• Perempatan Jl. R.E. Martadinata, menuju arah Dago 

Untuk masalah shopping Bandung memang jagonya. Banyak tempat - tempat yang harus dikunjungi, karena menjual barang - barang unik. Sambil mencari titipan yang dipesan oleh kakak saya, saya mampir ke toko Old & New. Disini menjual barang - barang bekas dan baru, dan bisa di bilang cukup unik.

• Old & New, Jl.R.E.Martadinata 

• Beberapa patung dan barang - barang tua yang dijual disini 




Seperti yang saya bilang tadi, disini banyak tempat - tempat bagus untuk dikunjungi, dan yang pasti banyak jajanan pinggir jalan yang harus dicoba :)

• Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, Jl. R.E. Martadinata 

• Tempat - tempat shopping di sekitaran JL. R.E. Martadinata 

Food Everywhere 
• Keadaan jalan yang bersih dan masih hijau 

• Billboard hari jadi kota bandung, di depan FO Heritage 


• Kantor Pos Indonesia 

Salam,
Andida Fatinah


Thursday, October 27, 2011

Hello world :)



Saya tahu mungkin judul di atas sudah sangat sering dipakai ketika seseorang menulis posting pertama mereka, walaupun mungkin membosankan tapi judul tadi tetap saya gunakan untuk mengucapkan salam pertama pada blog ini ;)